1. Mocca
Band yang sedang vakum ini memang dari awal pemunculannya, grup musik asal Bandung ini sudah menarik publik musik internasional, khususnya Asia Tenggara. Mocca mengawali perjalanan musical mancanegara mereka di Singapura pada tahun 2005. Saat itu album debut mereka dirilis album oleh label asal Singapura, Fruits Records. Setelah itu album Mocca juga dirilis oleh label Malaysia, Jepang dan Korea. Di Jepang dan Korea inilah, Mocca mendapat basis penggemar yang besar. Tercatat sudah lima lagu mereka yang menjadi jingle iklan di Korea dan juga tampil dalam serial televisi di sana.
2. The S.I.G.I.T
Kuartet rock asal Bandung, The S.I.G.I.T (The Super Insurgent Group Of Interperence Talent) namanya juga kian kencang di kancah musik mancanegara. Setelah sempat dibahas dalam salah satu kolom pada tabloid musik NME di tahun 2005, album debut The S.I.G.I.T yang di Indonesia dirilis oleh FFCuts (sub divisi dari FFWD Records) juga dirilis oleh label Australia, Cavemen. Di bulan Juni 2007, The S.I.G.I.T tur sebulan penuh di beberapa kota di Australia. Setelah itu, tepatnya di tahun 2009, mereka kembali bermain di pentas luar negeri kali ini di Amerika Serikat dan juga Hongkong.
3. Gugun Blues Shelter/Gugun Power Trio
Trio asal Jakarta, Gugun and The Blues Shelter telah membawa musik Blues Indonesia ke kancah internasional. Gugun membuktikan bahwa musik blues tidak hanya milik musisi Afrika Amerika. Sejauh ini Gugun and The Blues Shelter telah bermain di Malaysia, Singapura, Shanghai,Inggris,dan Amerika. Pada panggung mereka di Inggris, Gugun and The Blues Shelter bermain bersama nama-nama besar seperti Bon Jovi, Rod Stewart dan The Killers. Album kelima mereka yang bertajuk Solid Ground dirilis oleh Grooveyard Records yang berbasis di New York, Amerika Serikat.Mereka juga lakukan tur ke Amerika guna promosikan album Solid Ground.
4. Sandhy Sondoro
Sandhy Sondoro adalah seorang penyanyi, pencipta lagu dan pemain gitar asal Indonesia yang memulai karier musiknya di Jerman. Sandhy Sondoro lahir dari keluarga yang mencintai musik. Di rumahnya selalu terdengar musik Pop Amerika, Folk, Jazz dan Blues dari permainan gitar ibu atau ayahnya sehari-hari.Di Indonesia, Sandhy Sondoro mulai bermain musik di sebuah band ketika SMA. Sandhy membawakan lagu-lagu rock dari band Van Halen, Mr. Big atauThe Black Crowes dalam band tersebut. Pada usia 18 tahun ia pergi mengunjungi pamannya di California dan tinggal di sana untuk beberapa waktu. Setahun kemudian ia pergi ke Jerman untuk belajar arsitektur.
Sandy memulai karier musiknya sebagai musisi jalanan di kota Berlin, mengamen di Metro, dan bermain musik dari pub ke pub. Di jalanan Berlin ini pula ia mulai dikenal dan berkenalan dengan sejumlah musisi dan produser. Setelah mengeluarkan album bertitel Why don’t We pada 25 April 2008, pada akhirnya karya musiknya mendapat apresiasi positif di Jerman dan negara-negara Eropa lainnya.
5. Agnes Monica
Pada tahun 2003, Agnes merilis album dewasa pertamanya yang berjudul And the Story Goes, yang kembali melejitkan namanya di industri musik Indonesia. Kesuksesannya di tanah air mendorong Agnes memasang target untuk bisa berkarier di kancah internasional. Pada album keduanya yang dirilis pada tahun 2005, Whaddup A’..?!, ia menggandeng penyanyi asal Amerika Serikat Keith Martin untuk berkolaborasi.
Agnes berhasil meraih penghargaan dua tahun berturut-turut atas penampilannya di ajang Asia Song Festival di Seoul, Korea Selatan, pada tahun 2008 dan 2009. Pada album ketiganya, Sacredly Agnezious (2009), Agnes mulai terlibat sebagai produser dan penulis lagu. Pada tahun 2010, ia diangkat sebagai salah satu juri pada ajang pencarian bakat Indonesian Idol. Agnes juga menjadi salah satu pemandu acara pada karpet merah pegelaran American Music Awards 2010 di Los Angeles, Amerika Serikat. Seiring dengan melesatnya Agnes ke puncak popularitas, penampilan dan gaya berbusananya menjadi tren di kalangan anak muda. Selain sukses secara komersial, Agnes merupakan penyanyi dengan jumlah penghargaan paling banyak di Indonesia. Ia telah memenangkan puluhan trofi, termasuk di antaranya sepuluh Anugerah Musik Indonesia, tujuh Panasonic Awards, dan empat MTV Indonesia Awards.
6. Bottlesmoker
Duo asal Bandung ini sudah menjadi langganan pada berbagai festival dan acara musik di Asia. Negara-negara yang telah mereka kunjungi antara lain, Malaysia, Brunei Darusalam, Cina, Singapura, Filipina. Dan di tahun 2012, Bottlesmoker menambah daftar negara di Asia yang telah mereka jelajahi dengan jadwal panggung mereka di Thailand dan juga Vietnam. Penggemar mereka tersebar dari pulau Sumatera hingga dataran Cina. Duo yang selalu membagikan musik mereka secara gratis di Internet ini juga dirilis oleh beberapa net label di Amerika Serikat dan juga di Eropa.
7. White Shoes and the Couples Company
Unit musik jebolan Institut Kesenian Jakarta ini menjadi bukti nyata bahwa musik dengan bahasa Indonesia juga dapat berbicara di pentas internasional. Tidak tanggung-tanggung, negara yang telah mereka tembus adalah Amerika Serikat yang dikenal memiliki pasar musik yang sangat ketat. Album perdana mereka dirilis oleh label asal Chicago, Minty Fresh yang sebelumnya sukses dengan band The Cardigans. Di tahun 2008, White Shoes and the Couples Company dua kali menyambangi Amerika Serikat. Pertama untuk CMJ Music Marathon dan SXSW Music Festival. Di tahun 2012, mereka mengadakan tur Eropa yang pertama dengan bermain di dua negara, Perancis dan Belanda.
8. Dougy “The Temper Trap” Mandagi
Dougy Mandagi resmi menjadi vokalis group band The Temper Trap sejak tahun 2005. The Temper Trap sendiri adalah band ber-genre alternative rock dari Melbourne, Australia. Album perdana mereka, Conditions, diterbitkan tahun 2009 dengan produser Jim Abbiss. Mereka terpengaruh oleh Radiohead, Prince, Massive Attack, The Jester People, dan U2. Band yang digawangi Dougy Mandagi pada vokal/gitar, Lorenzo pada Gitar, Toby pada drum dan Jonathan di Bass ini, karya-karyanya pernah dipakai dalam berbagai soundtrack. Lagu-lagu mereka telah ditampilkan dalam soundtrack video game Rugby 08, FIFA 10, pes 2011 dan Colin McRae: Dirt 2. Selain itu lagu “Sweet Disposition” tampil dalam teaser trailer film (500) Days of Summer. Lagu ini juga dimainkan dalam film seri Underbelly: A Tale of Two Cities, Greek, One Tree Hill, Skins, 90210, dan The Deep End.
9. Dira Sugandi
Dira Sugandi dilahirkan dengan nama Dira Julianti Sugandi, talenta bermusiknya sudah didapatkannya sejak kecil. Pada umur 9 tahun, Dira memenangkan peringkat kedua dalam kompetisi menyanyi anak-anak. Untuk memuluskan karier bermusiknya, lulus dari SMA, dia mengikuti les vokal di Elfa Music Studio. Dan dia memulai kariernya sebagai penyanyi sambil kuliah di Jurusan Musik Pelita Harapan.Dira sudah memiliki pengalaman tampil bersama banyak musisi dan kelompok musik seperti Soulmate, Maestro Big Band, Rika Roeslan, Sova, Imam Praz Quartet, bahkan dengan group musik papan atas dunia seperti Incognito saat mereka datang ke Bandung, Surabaya, Makassar, Medan, Bali, Singapura, Jakarta dan beberapa kota lainnya di luar negeri. Dira juga pernah manggung bersama Keith Martin saat dia datang ke Bandung pada 2005 lalu.Sekarang, Dira yang pernah berduet bersama Jason Mraz dalam JJF 2009 ini sedang mempersiapkan album solo perdananya yang bekerja sama dengan Bluey dari Incognito sebagai produsernya.
10. Wisnu Witono Adhi
Memiliki masa lalu yang agak kelam karena orang tuanya bercerai, dia diperhadapkan oleh pilihan antara menjadi murid pesantren di Jawa atau ikut ibunya bersama ayah tirinya ke Norwegia. Di Norwegiapun hidupnya tidak semulus yang dibayangkan, karena ia juga harus bekerja untuk meneruskan hidupnya.Sebagai penyanyi kafe membawanya untuk terus mengasah kemampuan vokalnya. Akhirnya pada kontes menyanyi Norwegian Idol tahun 2006, bakat menyanyinya lah yang membawanya melaju hingga ke babak lima besar. Tak tanggung-tanggung, iapun memperoleh kesempatan untuk merilis album debutnya dengan single hits “Love Like That”.
Sumber : http://cintailahindonesia.wordpress.com/
0 komentar:
Posting Komentar