Jumat, 28 Februari 2014

Profil Tulus

| | 2 komentar

Nama Lengkap : Muhammad Tulus Rusydi
TTL : BukitTinggi, 20 Agustus 1987
Asal : Bandung
Pekerjaan : Penyanyi, Arsitek
Instrument : Vokal
Twitter : @tulusm
Blog pribadi : palawija.tumblr.com
Chanel Youtube : musiktulus


eh, kayaknya gak asik ya kalo kayak gitu. Agak terkesan kayak biodata di binder-binder anak SD.hehehe (pengalaman)
Oke, Sekarang mulai serius nie. Simak baik-baik ya..
Tulus Bernyanyi sejak kecil, Ia mulai dikenal ketika dia mulai sering bernyanyi di acara-acara komunitas klab jazz dan kampus-kampus di kota Bandung. Semasa kuliahnya dia pernah bergabung dalam Sikuai Band.

Album perdananya, Tulus, yang diproduseri oleh Ari Renaldi, dan diedarkan oleh Demajors, dirilis oleh perusahaan rekamannya sendiri, Tulus Record pada bulan September tahun 2011, dimana dia sendiri beserta kakak kandungnya, Riri Muktamar Rusydi bertindak sebagai produser eksekutif. Lagu-lagunya seperti Sewindu, Teman Hidup, Kisah Sebentar, Tuan Nona Kesepian, dan Jatuh Cinta, merajai chart-chart di radio-radio di seluruh Indonesia.

Majalah Rolling Stone Indonesia menobatkan Tulus sebagai Editor's Choice: Rookie of The Year tahun 2013. Selain itu album perdananya pernah menduduki peringkat pertama chart Rolling Stone pada Januari dan Februari 2012.

Teman Hidup sempat menduduki peringkat ke-1 deretan K-20 Kompas TV.
Tulus kerap kali mengadakan konser tunggal untuk memuaskan para penggemarnya. Konser pertamanya diadakan di Auditorium Centre Culturel Francais (sekarang IFI) Bandung yang bertajuk 'An Introduction: Tulus' pada tanggal 28 September 2011, kemudian konser 'Beyond Sincere' di Gedung Kesenian Jakarta pada tanggal 25 Mei 2012, dan terakhir adalah konser tunggal bertajuk 'Konser Diorama' pada tanggal 9 Mei 2013 di Teater Tertutup Dago Tea House, Bandung.

Pada pergelaran Jakarta International Java Jazz Festival 2013 di Jakarta, Tulus menjadi salah satu pendatang baru yang paling diminati penonton. Di ajang tersebut, Tulus juga berkolaborasi dengan Raisa, dimana mereka menyanyikan lagu Teman Hidup dan A Whole New World.

Akhir Juni 2013, RAN berkolaborasi dengan Tulus. Mereka meluncurkan satu single, Kita Bisa.

ALBUM TULUS

No.JudulPenciptaDurasi
1."Merdu Untukmu" (Intro)Tulus, Anto Arief1:03
2."Teman Pesta"  2:46
3."Kisah Sebentar"  2:55
4."Sewindu"  Tulus, Razis Henry4:00
5."Diorama" (Studio Live)Tulus, Ivan Jonathan2:49
6."Tuan Nona Kesepian"  3:20
7."Jatuh Cinta"  3:55
8."Teman Hidup"  3:42
9."Sewindu" (Rhodes version)Tulus, Razis Henry3:49
10."Merdu Untukmu" (Outro)Tulus, Anto Arief1:02
Durasi total:
29:20

(artikel : wikipedia.com, mp3 : bursalagu.com)
Note : Sementara saya mau isi energi (makan bakso) dulu. Silahkan Download Langsung Lagunya dengan Klik Judul. Setelah diarahkan ke bursalagu.com langsung klik saja link download berwarna merah. Lumayan buat didengerin sambil baca lanjutan postingan jni. Masih panjang soalnya. Spesial kita kasih lebih dalam lagi tentang TULUS :)

Gimana Sudah di download? Kita Lanjut...

Questions and Answer Seputar Tulus :

Cerita awalnya bisa diproduseri Ari Renaldi? 
Kalo cerita tentang produser saya, dulu saya bikin demo di studio dia, saya bikin demo terus saya mungkin ngambil keputusan itu pakai feeling kali ya. Suatu hari saya bilang ke keluarga saya kalo saya pengen bikin album, terus kata keluarga saya, "bikin album musik kamu mau jadi apa? gimana? emang kamu tahu apa tentang musik?" Lalu mereka menyarankan bahwa saya butuh sosok yang bisa saya ajak ngobrol atau kerjasama di pengalaman yang saya belum pernah dapatkan. Akhirnya saya kepikiran bang Ari itu. Saya hubungi dia, saya udah wanti-wanti dari awal. Kami coba dulu kerjasama kalo nggak cocok nggak usah dipaksa, ternyata cocok banget. Bang Ari udah kayak keluarga saya gitu. Bener-bener bisa berkomunikasi dengan sangat baik, terus aduh enak banget. Kerjasama saya dengan bang Ari baik banget sejauh ini. Mudah-mudahan bisa terus.

Dan tidak berencana ganti ya?
Tidak berencana ganti, dan mudah-mudahan tidak akan pernah ganti. Saya suka cara dia menginterpretasikan bahasa-bahasa awam saya di dalam musik. Kayak dia nanya gitu lagu ini ceritanya tentang apa, saya ceritain lagunya tentang gini-gini, kamu mau dibikin musiknya yang seperti apa, begitu. Karena saya kan nggak ada pendidikan formal di bidang musik, misalnya dibilang kunci dasarnya di C ya terus main gini, gini, gini saya sulit, saya cukup bilang ke dia, saya pengen suasananya misalnya di stasiun, dia menginterpretasikan sendiri gitu, kadang cocok seperti apa yang ada di imajinasi saya, tapi kadang-kadang juga nggak cocok, tapi seringnya cocok, apa yang saya imajinasikan dia bisa mengerti jadi lagu.

Kalau untuk proses penggarapan album TULUS sendiri berapa lama?
Satu tahun.

Lagu yang paling sulit digarap?
Hm.. “Kisah Sebentar”. Bukan karena terdengar ribet ya, bukan karena alat musiknya juga banyak, tapi lebih karena saya minta ke produser, saya pengen ada satu lagu dimana saya ingin sangat bebas berekspresi, saya ingin memasukkan apapun, bahkan saya ketawa dalam lagu itu kalau Anda dengar.

Kenapa tertawa?
Karena pas saya nyanyi saya bener-bener ngerasa geli dan itu bener-bener ketawa. Di lagu “kisah sebentar”, saya maunya seperti apa, produser saya harus mengerti apa maunya saya dan itu sulit, susah.

Kalau “Teman Hidup”, sebagai lagu yang juga jadi single hit Tulus, itu terinspirasi dari apa?
Manusia itu diciptakan berpasang-pasangan dan kita akan merasa lebih tenang jika bisa bersama dengan pasangan. Menurut saya, jadi, lagu itu, gimana ya, saya cuma, itu kan udah ada di kitab suci dan saya yakin konten yang seperti itu kan nggak hanya ada di satu kitab suci aja. Tapi juga ada di tempat-tempat lain, dan manusia tuh sebenernya terlahir berpasangan. 
Intinya manusia itu terlahir lemah dan butuh pasangan. Kita nggak bisa kalo sendiri. Mungkin ditambah lagi dengan bumbu-bumbu saya melihat perjuangan Ibu saya atau saya ngeliat perjuangan kakak perempuan saya yang sempat bermasalah dengan keluarganya, sempat bercerai dan lain-lain dan mencoba kembali menjalani hubungan dan saya membuat lagu itu inspirasinya adalah harkat penciptaan manusia dalam lagu itu adalah cara saya berdoa. 
Saya tuh orangnya nggak religius, tapi saya punya cara sendiri dalam berdoa dan saya berdoa dengan cara lagu itu. Itu kan intinya mendoakan, mendoakan dua wanita yang saya kagumi, Ibu saya dan kakak saya supaya mereka selalu berbahagia.

Mengenai genre, jika Tulus tidak mengklaim memainkan genre jazz, lalu Tulus menganggap musik Tulus termasuk genre apa?
Saya sebenernya nggak pernah bilang sebagai penyanyi jazz, karena saya sendiri merasa belum capable untuk memikul tanggung jawab itu. Karena secara teori dan latar belakang kalo orang tanya ke saya, ‘emang musik jazz itu kayak gimana’, saya nggak bisa jawab. Saya nggak tahu. Saya bisa nyanyi lagu jazz, saya bisa melakukan improvisasi lokal dan improvisasi musik lagu-lagu jazz, tapi saya nggak tahu jazz secara teori. Saya tidak berani, kayaknya berat. Masih jauh lah. Musikalitas saya pun berkembang dari saya mendengarkan begitu banyak lagu. Waktu kecil dulu Ibu saya punya toko kaset gitu dan saya didengerin banyak lagu oleh beliau. 
Ketika saya sudah dewasa, mungkin saat saya membuat lagu, lagu-lagu yang sudah saya dengarkan beberapa belas tahun lalu itu tersimpan di memori saya dan, di memori kolektif saya, saat saya mau berkarya, itu yang keluar satu per satu, dan nada-nada itu entah darimana gitu, entah dari genre yang mana, entah dari style musik dan style bernyanyi yang mana. 
Setelah saya rilis lagu, Abang saya yang juga sebagai produser eksekutif saya bilang, ‘kamu harus bisa tentuin genre kamu mau apa, karena kalo nggak kita susah dong mau ke media kita gimana’, ya udah kalo gitu saya bilang sebut sajalah eclectic genre. Bilang saja eclectic genre karena kan definisi eclectic sendiri sangat luas. Saya merasa setiap lagu itu ya berbeda-beda ceritanya. Sama aja kalo elo lagi berantem sama nyokap elo, terus elo mau ngobrol tapi elo mau minta maaf setel lagu Metallica, cocok nggak? Nah, berarti kan setiap cerita itu ada pengiringnya yang cocoknya seperti apa dan itu seperti lagu-lagu gue, apa yang ingin gue ceritakan bisa diiringi dengan musik yang sangat beragam dan berbeda-beda

Inspirasi pembuatan lagu Tulus berasal darimana?
Tulisan-tulisan saya dalam bentuk esai atau sajak dan yang lain. Beberapa ada yang di share di tumblr saya, tapi ya gitu, rata-rata saya dapet inspirasi dari apa yang saya tulis. Biasanya saya kalo merasakan sesuatu yang emosional, baik itu senang, sedih, saya lebih memilih untuk mengabadikan momen itu dalam bentuk tulisan atau gambar. Suatu saat nanti kalo saya membutuhkan ide untuk menjadi lirik lagu, saya baca tulisan saya dan saya sadur.

Ada musisi lokal atau luar negeri yang menjadi referensi dalam membuat lagu?
Mungkin tidak akan pernah ada ya, karena saya mendengarkan semua dan menurut saya setiap musisi yang bagus apalagi musisi di Indonesia, mereka bisa bertahan. Menurut saya, satu hal yang mengagumkan dan yang seperti itu banyak banget. Untuk inspirasi, saya nggak pernah mengkultuskan satu nama gitu. Saya hanya akan menulis lagu berdasarkan karya-karya siapa, mungkin nggak seperti itu. 
Saya lebih memilih mendengarkan semua karya musik, saya tahu susahnya membuat musik itu seperti apa dan menghargai sekali semuanya. Saya mendengarkan semuanya, itu wujud saya, menghargai mereka. Menghargai semua karya-karya musiknya.

Akhir-akhir ini Tulus sering meng-cover lagu Float, ada rencana kolaborasi mungkin?
Nggak, belum. Saya memang suka lagu “Sementara”, lagunya bagus, nggak cengeng. Bagus, saya rasa, setidaknya dari lagu OST 3 Hari Untuk Selamanya itu menurut saya vokalis dan penulis lagunya benar-benar menyampaikan dari hati banget. Dan pada masa itu, saat lagu itu dinyanyikan, lagu itu yang paling berhasil ‘nyampe’ ke saya. Ketika saya ngedengerin lagu itu pertama kali, saya langsung, ‘gila ini lagu bagus banget’.

Kapan tepatnya Tulus mulai sadar kalau ternyata musiknya sudah mulai dikenal orang banyak?
Saat saya masuk di majalah Rolling Stone, terus saya tiba-tiba ada di nomor satu urutan album terbaik Indonesia, itu saya merinding. Saya langsung, ‘Gila ini beneran kan?’ Saya kan langganan Rolling Stone sejak Rolling Stone ada di Indonesia dan sekarang melihat diri saya ada disitu.

Dream come true?
Yap. Exactly!

Setelah Tulus sudah terkenal merasakan ada perubahan?
Ya, aneh aja rasanya, jalan-jalan ke mall, ada yang ngajak foto gitu. Karena saya bikin album dulu saya nggak pernah ada (tujuan untuk) dikenal orang dan mempunyai dukungan sosial yang meluas itu tidak pernah jadi target saya sebelumnya. Bener deh, saya pure hanya ingin bermusik dan saat itu tiba-tiba ada yang menghampiri saya, diajak foto, minta tanda tangan dan lain lain saya kaget gitu. Sekarang saya masih ngerasa kaget.

Sedikit risih mungkin?
Oh nggak nggak. Kalau risih enggak kalo kaget iya.

Ada pengalaman unik ketika tampil?
Saya ada, tapi lupa namanya. Pokoknya ada salah satu pendengar musik saya yang kalo saya manggung itu dia hampir selalu dateng. Mungkin sekitar enam puluh persen dari seratus persen dia selalu dateng acara saya. Terus dia dari saya nyanyi mulai dari lagu yang “Teman Pesta”, sampai yang “Teman Hidup” semuanya nangis.

Menurut yang saya baca, kabarnya dulu guru Anda, suka menangis ketika mendengarkan Anda bernyanyi?
Jadi waktu SD saya nggak pernah tahu kalo saya tuh bisa nyanyi. Waktu itu saya nyanyi di depan guru SD saya, namanya Bu Nur. Setelah saya selesai nyanyi, beliau nangis dan beliau nyamperin saya, dia bilang, "Nak, kamu bisa nyanyi, suara kamu bagus, kamu bisa jadi penyanyi." 
Dan karena guru saya yang bilang, saya jadi percaya. Saat dia bilang, "suara kamu bagus, kamu bisa nyanyi, kamu bisa jadi penyanyi," mungkin buat beliau perkataan saat itu hanya sebagai ekspresi rasa kagum atau ekspresi penghargaan untuk siswanya, tapi buat saya itu dalem banget artinya. 
Saya masih bisa menggambarkan dengan detail kejadiannya seperti apa, suasananya seperti apa, cuacanya seperti apa. Saya juga masih kontak sama beliau sampe sekarang. Sekarang dia sedang dalam masa pemulihan setelah pengobatan jantung.

Berencana menulis lagu soal itu?
Nggak, karena menurut saya itu biar jadi pengalaman pribadi. Ya, biar tetep apa ya, biar saya aja yang inget gitu. Saya bahkan kalo ketemu beliau pun, sekarang nggak pernah membahas itu. Yang beliau tahu saya udah lulus dari arsitektur dan berkarir di arsitektur, dia sampai sekarang nggak pernah tahu kalo saya sampe segini seriusnya di musik.

Anda ada rencana bikin konser tunggal lagi? 
Insya Allah saya pengen bikin konser tunggal lagi di Bandung, dalam waktu dekat. Mungkin bulan Maret dan mungkin di konser itu saya akan memperkenalkan lagu baru.

Jadi ada rencana rilis album baru? 
Insya Allah, paling lambat akhir tahun ini. Mungkin tidak mengeksplorasi di genre yang sama, tapi lebih ke proses rekamannya sama, proses kreatifnya sama seperti album yang pertama. Lainnya masih rahasia.

Apa target tertentu untuk ke depannya?
Saya pengen nyanyi di luar negeri. Saya pengen bernyanyi di festival internasional. Saya ingin bernyanyi bagus dan saat orang tanya darimana, orang akan menjawab dia dari Indonesia. Ya, saya pengen melakukan sesuatu buat musik Indonesia.

Sumber : http://www.akachopa.com/
Read more...

Lagu indonesia yang dinyanyikan musisi dunia

| | 0 komentar

1. 'Cari Jodoh' - Wali


Lagu pop yang sedikit dangdut milik band Wali ini juga terngiang hingga ke negeri Malta. Lagu ciptaan Apoy ini dinyanyikan kembali oleh Fabrizio Faniello yang pernah mewakili negaranya pada Eurovision Song Contest tahun 2001 dan 2006.Lagu Cari Jodoh milik Wali diubah menjadi I No I Can Do oleh versi Fabrizio. Awalnya Fabrizio dikira sebagai plagiat lagu Wali, namun ternyata Fabrizio telah membayar hak cipta kepada Faank dan kawan-kawan.


2. 'Sephia' - Sheila On 7


Selanjutnya ada lagu dari band yang ngetop di era 90-an, Sheila On 7. Lagu Sephia yang sangat meledak saat itu juga dicover oleh musisi luar negeri. Dia adalah Qi Qin, penyanyi terkenal dari Taiwan.Lagu ciptaan Eros tersebut diganti judul menjadi Sophia. Tak hanya judul, seluruh lirik dalam lagu tersebut juga diubah. Mungkin agar lebih diterima di negaranya ya.


3. 'Tak Bisakah' & 'Di Belakangku' - Peterpan


Kalau yang ini lagu dari band yang sekarang telah berganti nama menjadi Noah. Tak tanggung-tanggung, dua lagu mereka berhasil menarik perhatian musisi mancanegara untuk menyanyikannya ulang.Lagu tersebut adalah Tak Bisakah dan Di Belakangku. Dua lagu tersebut masuk menjadi soundtrack film India WOH LAHME. Begitu pula dengan judul dan lirik yang diganti ke dalam bahasa India. Untuk judul sendiri diubah menjadi Kya Mujhe Pyaar Hai dan Aao Milo Chalo.


4. 'Sempurna' Andra & The Backbone


Tak hanya dinyanyikan ulang Gita Gutawa, lagu Sempurna milik band Andra & The Backbone juga dinyanyikan oleh penyanyi luar negeri. Penyanyi asal Korea, Nicholas Teo meminta lagu milik Andra tersebut dinyanyikan ulang olehnya dan masuk dalam album Teo berjudul THE MOMENT OF SILENCE.Lagu itupun kemudian diubah Andra ke dalam bahasa Korea untuk memenuhi permintaan Teo. Beberapa waktu lalu santer dikabarkan bahwa lagu Sempurna ini juga dinyanyikan oleh grup band Jepang Shiroi Iro Wa Koibito No Iro.


5. 'Hingga Akhir Waktu' - Nineball


Karya anak negeri lain yang dibeli oleh musisi luar adalah lagu Hingga Akhir Waktu milik band Nineball. Lagu andalan band asal Bandung ini kembali dipopulerkan oleh penyanyi asal negeri Filipina, Christian Bautista.Judul lagu ini hanya diganti dari bahasa Indonesia menjadi bahasa Inggris, Till The End Of Time. Untuk Christian Bautista sendiri memang sudah tidak asing lagi di dunia musik Indonesia. Ia juga pernah berduet dengan Bunga Citra Lestari.


6. 'Bengawan Solo' - Gesang


Setelah sebelumnya lagu-lagu Indonesia yang dinyanyikan ulang adalah lagu pop, kali ini musik keroncong. Mana lagi kalau bukan lagu Bengawan Solo yang melegenda karya sang maestro Gesang. Ternyata lagu ini cukup populer di mancanegara.Lagu yang diciptakan di tahun 1940 ini telah dialihbahasakan ke versi bahasa Inggris dan dibawakan oleh Mona Fong, penyanyi kelahiran Cina. Setidaknya lagu ini juga telah diterjemahkan dalam 13 bahasa. Luar biasa.


7. 'Nina Bobo'


Lagu pengantar tidur ini ternyata juga telah dinyanyikan oleh beberapa penyanyi asing seperti Anneke Gronloh, Wieteke van Dort, Li Xiao Mei dan yang terbaru adalah Claudia Patacca dan Gerrit Ellen dalam sebuah orkestra di Belanda.Uniknya lagu Nina Bobo yang dicover tersebut tidak diterjemahkan. Sayangnya hingga saat ini siapa pengarang lagu Nina Bobo masih belum diketahui

Sumber : http://pulsk.com/253744
Read more...

Contoh naskah drama bahasa jawa

| | 0 komentar

NYESEL ORA BISA NYELESEAKE MASALAH


            Wektu tahun ajaran baru, ing SMP Maju Mundur, Desa Miskin Makmur, ana 3 bocah sing wis koncoan akrab. Senadyan jik tas kenal ing kegiatan MOPDB, 2 Tahun kepungkur. Yaiku Tini, Aam, lan Siti. Bocah 3 iku nduweni watak sing beda-beda. Tini nduweni sifat sing meneng-meneng ngglendemi, Aam gampang kehasut, lan Siti nduweni watak sing ceplas-ceplos. Piye kelanjutan ceritane? Iki terusane….



(Tini lungguh ing ngarep kelas, karo tengak-tenguk ngenteni Siti lan Aam teka)


Siti lan Aam    : (Bebarengan) “Assalamu’alaikum..” (karo ngampiri Tini)


Tini                  : “Wah… Waalaikumsalam. Janjian to rek? Kok bareng?”


Siti                   : “Ora seh, kebeneran wae aku ketemu Aam ning ngarep gerbang.”


Aam                : “Kowe wis suwe ngenteni ta, Tin?” (karo lungguh sebelahe Tini)


Tini                  : “Ora popo, aku wes ngerti lek kowe iku senengane ngaret...”


Siti lan Aam    : “yee… ora yo!” (karo nyenggol Tini)


Tini                  : “Eh rek, jarene arep onok murid anyar yo?”


Aam                : “Loh iyo tah, tenan?” (karo ekspresi kaget ; mata melotot)


Siti                   : “Lah tapi, aku sing kudune weruh dhisik to? Aku lak terkenal, lek jare wongkuta iku ‘femes’ngono…” (karo sendakep: pamer)


Tini                  : “Yo wes lah, jok rame ae! Ndelok mengko wae lho…”


Siti                   : “Halah, pancet ae Kowe Tin!!” (karo nggepuk tangane Tini)


(Sawise iku, bocah anyar sing diomongake Tini, Siti, lan Aam temenan mlebu kelas. Deweke dumadakan ngampiri bocah 3 sing lagi sibuk ngomong, karo ngenalake awake dewe.)


Aam                : “Eh rek…rek… Iku ta bocah anyare? Ndeloken talah..” (karo narik-narik klambine Siti sing pancet sibuk ngomong.)


Siti                   : “Yo ojo tarik-tarik klambi pisan to Am! Mengko suwek iki..” (karo mangkel)


Tini                  : “Iyo…Iyo.. Paling iku murid anyare! Wah.. Wah..” (geleng-geleng ndelok penampilane murid anyar sing rodo’ acak-acakan)


Roha                : “Opo bener to iki kelas 9Z?”


Siti                   : “Oalah, dadi iki to…” (karo sinis)


Tini lan Aam   : (mangguk-mangguk)


Roha                : “Rohanum, celuk wae aku Roha..” (karo salaman nang Siti, Tini, lan Aam, ngajak kenalan)


(Sawise kenalan lan ngomong-ngomong sekedare, Aam ngejak Roha lunggunh bareng, mangan ning kantin bareng. Tekan kene, Aam lan Roha iso dadi konco sing akrab lan apik. Singkate cerita, nyatane Roha nggowo pengaruh sing elek karo Aam sing polos. Nyatane Roha iku bocah sing ‘salah pergaulan’, deweke pinter nutupi sifat eleke tekan kanca-kancane.)


Aam                : “Eh.. Aku kok yo kepingin to koyo kowe ngene. Iso bebas, wong tuwamu ora pati ngereken. Ora koyo aku. Mesti dikekang, ora tau oleh mulih bengi, mesti ben nglakoni sesuatu ditakoni. Aku kok risih yo..”


Roha                : “Hmm… Aku biyen yo tau ngrasakno. Ora isa bebas. Nanging aku mikir, aku to yo wis gedhe, ora gelem di kekang maneh koyo’ ngono. Dadine aku saiki iso nggolek cara supaya bisa luwih bebas. Kowe ora gelem koyo’ aku ngene?”


Aam                : “Aku pingin…pingin… banget… ta..tapi..tapi.. aku wedi, Roha…” (karo wajah keweden.)


Roha                : (ngguyu ngenyek) “Wes talah, Am. Ono aku to? Kowe yo kate wedi karo opo?”


Aam                : (ora njawab pertanyaane Roha, mek meneng karo nggaruk-nggaruk kepala)


Roha                : “Wes…wes… kapan-kapan kowe bakal tak kenalno karo ‘donyaku’ yo.. Jo wedi maneh! Rapopo..” (karo nyekel bahune Aam.)


Aam                : (Manthuk-manthuk)


(Ing bebarengan wektu, Atun-konco sekelas Aam, Roha, Siti, lan Tini-nguping sing diomongno Aam karo Roha. Dasare, Atun iku bocah sing ora duwe konco. Makane, Atun nduweni niat gawe ngancurno persahabatane bocah 4 mau. Atun ngadu domba Aam, Roha, karo Siti lan Tini.


Atun                : “Tin,ti…. kowe arep ero ta sing diomongnokaro Aam ambek Roha? Koyoke     Roha iku ngajak Aam koncoan ambek konco-koncone Roha sing brandal-brandal kuwi. Roha karo Aam yo wis ora gelem koncoan karo kowe…”            


Tini                  : “Mosok se Tun? Kowe ora nggoroi awak dewe to?”


Siti                   : “Koyoke Atun bener, Tin… soale, akhir-akhir iki Aam karo Roha iku ngadoh tekan awak dewe, yo to?” (nada sinis)


Atun                : “Aku ora goro aku,suer..”


Tini                  : “Yo seh yo, lek dipikir, ono bener e pisan…”


Siti                   : “Yaweslah. Ngene iki aku dadi males koncoan maneh karo bocah loro kuwi..”


(Sawise Atun sukses ‘ngracuni’ pikirane Tini lan Siti, Atun saiki nduwe niat ‘ngracuni’ pisan pikirane Aam lan Roha.) 


(Ing kantin sekolah, Atun bengak-bengok nyeluk Aam lan Roha sing lagi mlaku-mlaku)


Atun                : “ Am..Am!!! Roha…he Roha!!! ” (bengak-bengok)


Aam                : “ Ana apa ta? Kowe kok menggos-menggos ngene?”


Atun                : “Kuwi…kuwi..kuwi Tini lan Siti…waduh, gawat…!!!


Roha                : “Kowe ngomong opo Tun? Aku ora ngerti!!!”


Atun                : “Kuwi lho!! Siti lan Tini wes ora gelem koncoan maneh karo kowe! Soale, saiki kowe dadi tambah a-l-a-y” (karo ngarang cerita)


Roha                : “Loh? Mosok iyo? Tenan ta?” (mbrabak)


Aam                : “Saiki, Siti lan Tin wes berubah tenan! Lek bocah loro iku iso ngadoh tekan awak dewe, awak dewe yo iso! Luwih malah! Babah ora ngurus maneh! Bocah iku dudu koncoku maneh!” (karo emosi)


(Akhire, rencana eleke Atun gawe ‘ngracuni’ pikiran Aam lan Roha yo sukses temenan!)


(Singkat cerita, persahabatan Aam, Roha, Siti, lan Tini maleh rusak! Saben papasan, bocah 4 iku ora tau sopo-sopo an maneh. Siti lan Tini nglakoni aktifitas koyok biasane. Nanging, Aam lan Roha wis bener-bener kegowo pergaulan sing salah. Roha wis kecanduan obat-obat an terlarang, kabar luwih eleke maneh Aam kena virus HIV amarga pergaulan sing salah iku mau. Uripe dadi ancur! Prestasine mudun!)


(Ing bebarengan wektu, teka kanca sekelase bocah 5 mau, jenenge Ila. Deweke sing ngerti masalah sebenere. Deweke ngerti endi sing bener lan endi sing salah.)


(Tapi.. kabeh wes terlanjur rusak! Atun sing dadi penyebabe! Aam wis kena virus HIV, Roha wis kecanduan obat, Siti lan Tini wes kadung nyimpen dendam lan benci karo kancane dewe)


(Diceritakno… Aam nduwene putusan gawe ngakhiri urip e amarga wes putus asa karo penyakit HIV sing diderita. Roha melbu panti rehabilitasi gawe proses penyembuhan. Siti, Tini, lan Atun berhasil nyelesekno masalah gedhe selama iki.)


Tini                  : “Oalah, kok iso yo awak dewe kena masalah gedhe koyok ngene. Aku nyesel tenan Ti, nyesel banget…” (karo nangis)


Siti                   : “Yowes to Tin, arep dikapake maneh. Sego wes dadi bubur. Percuma wae awak dewe nangis! Wes ora bisa manehmbalekno kabeh sing wes rusak…”


Tini                  : Atun nangndi to? De’e wes iso gawe masalah tok! Ora iso nyelesekno…”


Siti                   : “Wes ora ono penyelesaian. Tenan, sego wes bener-bener dadi bubur nesumu ora bisa gawe Aam urip maneh.” (karo nangis)


Ila                    : (teka ngampiri Siti lan Tini) “ Tin, Ti… sepurane ganggu, aku duwe kabar yan Atun ora bisa sekolah maneh, amarga deweke ora duwe biaya gawe ngelanjutno sekolah.”


Tini lan Siti      : (nyekel dodo, karo prihatin)


Singkat ceritane….


Akhire Tini lan Siti iso nerima keadaan iki, malah Siti lan Tini ngupayano dana bantuan gawe Atun supaya bisa sekolah maneh. Atun wes njaluk sepura, Siti lan Tini yow is iso ngekeki sepura. Malah, Roha wes sehat lan iso ngelanjutno sekolah maneh. Deweke wes janji ora bakal nggawe kesalahan sing gedhe maneh.


Tekan cerita iki, kita kudu iso njupuk pelajaran, yaiku penyesalan ora iso ditangisi, ora iso maneh balekno keadaaan koyok biyen maneh. Kudune, kita bisa mikir luwih adoh gawe massa depan awakdewe! Aja senang ngadu domba kancane dewe, aja senang ngehasut lan gampang kehasut. Sing penting, awakdewe kudu bisa sukses bareng-bareng! Kudu bisa nyadarake konco sing kirane wes mlebu ndek dalan sing salah. Aja malah ninggalno konco yen deweke salah! Sing bisa kita lakoni kuwi bisa berusaha gawe dadi uwong sing luwih apik maneh, amarga nyesel ora bisa nyeleseake masalah.
(catetan) lakon :

Ila        : Nabilah Rohadatul (Narator)


Siti       : Zahra Aisyiyah
 
Roha    : Gumawa Windu
 
Aam    : Annida Khoirun Nisa

Tini      : Iing Merillarosa

Atun    : Hazrina Putri

-Annida Khoirun Nisa-
Read more...

Popular Posts

Pages

Translate

Total Tayangan Halaman

About Me

Foto Saya
Annida Khoirun Nisa
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

 
 

MUSIC FOR US | Designed by: Compartidísimo
Images by: Scrappingmar©