Nama Lengkap : Muhammad Tulus Rusydi
Asal : BandungPekerjaan : Penyanyi, Arsitek
Instrument : Vokal
Twitter : @tulusm
Blog pribadi : palawija.tumblr.com
Chanel Youtube : musiktulus
eh, kayaknya gak asik ya kalo kayak gitu. Agak terkesan kayak biodata di binder-binder anak SD.hehehe (pengalaman)
Oke, Sekarang mulai serius nie. Simak baik-baik ya..
Tulus Bernyanyi sejak kecil, Ia mulai dikenal ketika dia mulai sering bernyanyi di acara-acara komunitas klab jazz dan kampus-kampus di kota Bandung. Semasa kuliahnya dia pernah bergabung dalam Sikuai Band.
Album perdananya, Tulus, yang diproduseri oleh Ari Renaldi, dan diedarkan oleh Demajors, dirilis oleh perusahaan rekamannya sendiri, Tulus Record pada bulan September tahun 2011, dimana dia sendiri beserta kakak kandungnya, Riri Muktamar Rusydi bertindak sebagai produser eksekutif. Lagu-lagunya seperti Sewindu, Teman Hidup, Kisah Sebentar, Tuan Nona Kesepian, dan Jatuh Cinta, merajai chart-chart di radio-radio di seluruh Indonesia.
Majalah Rolling Stone Indonesia menobatkan Tulus sebagai Editor's Choice: Rookie of The Year tahun 2013. Selain itu album perdananya pernah menduduki peringkat pertama chart Rolling Stone pada Januari dan Februari 2012.
Teman Hidup sempat menduduki peringkat ke-1 deretan K-20 Kompas TV.
Tulus kerap kali mengadakan konser tunggal untuk memuaskan para penggemarnya. Konser pertamanya diadakan di Auditorium Centre Culturel Francais (sekarang IFI) Bandung yang bertajuk 'An Introduction: Tulus' pada tanggal 28 September 2011, kemudian konser 'Beyond Sincere' di Gedung Kesenian Jakarta pada tanggal 25 Mei 2012, dan terakhir adalah konser tunggal bertajuk 'Konser Diorama' pada tanggal 9 Mei 2013 di Teater Tertutup Dago Tea House, Bandung.
Pada pergelaran Jakarta International Java Jazz Festival 2013 di Jakarta, Tulus menjadi salah satu pendatang baru yang paling diminati penonton. Di ajang tersebut, Tulus juga berkolaborasi dengan Raisa, dimana mereka menyanyikan lagu Teman Hidup dan A Whole New World.
Akhir Juni 2013, RAN berkolaborasi dengan Tulus. Mereka meluncurkan satu single, Kita Bisa.
ALBUM TULUS
No. | Judul | Pencipta | Durasi | |
---|---|---|---|---|
1. | "Merdu Untukmu" (Intro) | Tulus, Anto Arief | 1:03 | |
2. | "Teman Pesta" | 2:46 | ||
3. | "Kisah Sebentar" | 2:55 | ||
4. | "Sewindu" | Tulus, Razis Henry | 4:00 | |
5. | "Diorama" (Studio Live) | Tulus, Ivan Jonathan | 2:49 | |
6. | "Tuan Nona Kesepian" | 3:20 | ||
7. | "Jatuh Cinta" | 3:55 | ||
8. | "Teman Hidup" | 3:42 | ||
9. | "Sewindu" (Rhodes version) | Tulus, Razis Henry | 3:49 | |
10. | "Merdu Untukmu" (Outro) | Tulus, Anto Arief | 1:02 | |
Durasi total:
| 29:20 |
(artikel : wikipedia.com, mp3 : bursalagu.com)
Note : Sementara saya mau isi energi (makan bakso) dulu. Silahkan Download Langsung Lagunya dengan Klik Judul. Setelah diarahkan ke bursalagu.com langsung klik saja link download berwarna merah. Lumayan buat didengerin sambil baca lanjutan postingan jni. Masih panjang soalnya. Spesial kita kasih lebih dalam lagi tentang TULUS :)
Note : Sementara saya mau isi energi (makan bakso) dulu. Silahkan Download Langsung Lagunya dengan Klik Judul. Setelah diarahkan ke bursalagu.com langsung klik saja link download berwarna merah. Lumayan buat didengerin sambil baca lanjutan postingan jni. Masih panjang soalnya. Spesial kita kasih lebih dalam lagi tentang TULUS :)
Gimana Sudah di download? Kita Lanjut...
Questions and Answer Seputar Tulus :
Cerita awalnya bisa diproduseri Ari Renaldi?
Kalo cerita tentang produser saya, dulu saya bikin demo di studio dia, saya bikin demo terus saya mungkin ngambil keputusan itu pakai feeling kali ya. Suatu hari saya bilang ke keluarga saya kalo saya pengen bikin album, terus kata keluarga saya, "bikin album musik kamu mau jadi apa? gimana? emang kamu tahu apa tentang musik?" Lalu mereka menyarankan bahwa saya butuh sosok yang bisa saya ajak ngobrol atau kerjasama di pengalaman yang saya belum pernah dapatkan. Akhirnya saya kepikiran bang Ari itu. Saya hubungi dia, saya udah wanti-wanti dari awal. Kami coba dulu kerjasama kalo nggak cocok nggak usah dipaksa, ternyata cocok banget. Bang Ari udah kayak keluarga saya gitu. Bener-bener bisa berkomunikasi dengan sangat baik, terus aduh enak banget. Kerjasama saya dengan bang Ari baik banget sejauh ini. Mudah-mudahan bisa terus.
Dan tidak berencana ganti ya?
Tidak berencana ganti, dan mudah-mudahan tidak akan pernah ganti. Saya suka cara dia menginterpretasikan bahasa-bahasa awam saya di dalam musik. Kayak dia nanya gitu lagu ini ceritanya tentang apa, saya ceritain lagunya tentang gini-gini, kamu mau dibikin musiknya yang seperti apa, begitu. Karena saya kan nggak ada pendidikan formal di bidang musik, misalnya dibilang kunci dasarnya di C ya terus main gini, gini, gini saya sulit, saya cukup bilang ke dia, saya pengen suasananya misalnya di stasiun, dia menginterpretasikan sendiri gitu, kadang cocok seperti apa yang ada di imajinasi saya, tapi kadang-kadang juga nggak cocok, tapi seringnya cocok, apa yang saya imajinasikan dia bisa mengerti jadi lagu.
Kalau untuk proses penggarapan album TULUS sendiri berapa lama?
Satu tahun.
Lagu yang paling sulit digarap?
Hm.. “Kisah Sebentar”. Bukan karena terdengar ribet ya, bukan karena alat musiknya juga banyak, tapi lebih karena saya minta ke produser, saya pengen ada satu lagu dimana saya ingin sangat bebas berekspresi, saya ingin memasukkan apapun, bahkan saya ketawa dalam lagu itu kalau Anda dengar.
Kenapa tertawa?
Karena pas saya nyanyi saya bener-bener ngerasa geli dan itu bener-bener ketawa. Di lagu “kisah sebentar”, saya maunya seperti apa, produser saya harus mengerti apa maunya saya dan itu sulit, susah.
Kalau “Teman Hidup”, sebagai lagu yang juga jadi single hit Tulus, itu terinspirasi dari apa?
Manusia itu diciptakan berpasang-pasangan dan kita akan merasa lebih tenang jika bisa bersama dengan pasangan. Menurut saya, jadi, lagu itu, gimana ya, saya cuma, itu kan udah ada di kitab suci dan saya yakin konten yang seperti itu kan nggak hanya ada di satu kitab suci aja. Tapi juga ada di tempat-tempat lain, dan manusia tuh sebenernya terlahir berpasangan.
Intinya manusia itu terlahir lemah dan butuh pasangan. Kita nggak bisa kalo sendiri. Mungkin ditambah lagi dengan bumbu-bumbu saya melihat perjuangan Ibu saya atau saya ngeliat perjuangan kakak perempuan saya yang sempat bermasalah dengan keluarganya, sempat bercerai dan lain-lain dan mencoba kembali menjalani hubungan dan saya membuat lagu itu inspirasinya adalah harkat penciptaan manusia dalam lagu itu adalah cara saya berdoa.
Saya tuh orangnya nggak religius, tapi saya punya cara sendiri dalam berdoa dan saya berdoa dengan cara lagu itu. Itu kan intinya mendoakan, mendoakan dua wanita yang saya kagumi, Ibu saya dan kakak saya supaya mereka selalu berbahagia.
Mengenai genre, jika Tulus tidak mengklaim memainkan genre jazz, lalu Tulus menganggap musik Tulus termasuk genre apa?
Saya sebenernya nggak pernah bilang sebagai penyanyi jazz, karena saya sendiri merasa belum capable untuk memikul tanggung jawab itu. Karena secara teori dan latar belakang kalo orang tanya ke saya, ‘emang musik jazz itu kayak gimana’, saya nggak bisa jawab. Saya nggak tahu. Saya bisa nyanyi lagu jazz, saya bisa melakukan improvisasi lokal dan improvisasi musik lagu-lagu jazz, tapi saya nggak tahu jazz secara teori. Saya tidak berani, kayaknya berat. Masih jauh lah. Musikalitas saya pun berkembang dari saya mendengarkan begitu banyak lagu. Waktu kecil dulu Ibu saya punya toko kaset gitu dan saya didengerin banyak lagu oleh beliau.
Ketika saya sudah dewasa, mungkin saat saya membuat lagu, lagu-lagu yang sudah saya dengarkan beberapa belas tahun lalu itu tersimpan di memori saya dan, di memori kolektif saya, saat saya mau berkarya, itu yang keluar satu per satu, dan nada-nada itu entah darimana gitu, entah dari genre yang mana, entah dari style musik dan style bernyanyi yang mana.
Setelah saya rilis lagu, Abang saya yang juga sebagai produser eksekutif saya bilang, ‘kamu harus bisa tentuin genre kamu mau apa, karena kalo nggak kita susah dong mau ke media kita gimana’, ya udah kalo gitu saya bilang sebut sajalah eclectic genre. Bilang saja eclectic genre karena kan definisi eclectic sendiri sangat luas. Saya merasa setiap lagu itu ya berbeda-beda ceritanya. Sama aja kalo elo lagi berantem sama nyokap elo, terus elo mau ngobrol tapi elo mau minta maaf setel lagu Metallica, cocok nggak? Nah, berarti kan setiap cerita itu ada pengiringnya yang cocoknya seperti apa dan itu seperti lagu-lagu gue, apa yang ingin gue ceritakan bisa diiringi dengan musik yang sangat beragam dan berbeda-beda
Inspirasi pembuatan lagu Tulus berasal darimana?
Tulisan-tulisan saya dalam bentuk esai atau sajak dan yang lain. Beberapa ada yang di share di tumblr saya, tapi ya gitu, rata-rata saya dapet inspirasi dari apa yang saya tulis. Biasanya saya kalo merasakan sesuatu yang emosional, baik itu senang, sedih, saya lebih memilih untuk mengabadikan momen itu dalam bentuk tulisan atau gambar. Suatu saat nanti kalo saya membutuhkan ide untuk menjadi lirik lagu, saya baca tulisan saya dan saya sadur.
Ada musisi lokal atau luar negeri yang menjadi referensi dalam membuat lagu?
Mungkin tidak akan pernah ada ya, karena saya mendengarkan semua dan menurut saya setiap musisi yang bagus apalagi musisi di Indonesia, mereka bisa bertahan. Menurut saya, satu hal yang mengagumkan dan yang seperti itu banyak banget. Untuk inspirasi, saya nggak pernah mengkultuskan satu nama gitu. Saya hanya akan menulis lagu berdasarkan karya-karya siapa, mungkin nggak seperti itu.
Saya lebih memilih mendengarkan semua karya musik, saya tahu susahnya membuat musik itu seperti apa dan menghargai sekali semuanya. Saya mendengarkan semuanya, itu wujud saya, menghargai mereka. Menghargai semua karya-karya musiknya.
Akhir-akhir ini Tulus sering meng-cover lagu Float, ada rencana kolaborasi mungkin?
Nggak, belum. Saya memang suka lagu “Sementara”, lagunya bagus, nggak cengeng. Bagus, saya rasa, setidaknya dari lagu OST 3 Hari Untuk Selamanya itu menurut saya vokalis dan penulis lagunya benar-benar menyampaikan dari hati banget. Dan pada masa itu, saat lagu itu dinyanyikan, lagu itu yang paling berhasil ‘nyampe’ ke saya. Ketika saya ngedengerin lagu itu pertama kali, saya langsung, ‘gila ini lagu bagus banget’.
Kapan tepatnya Tulus mulai sadar kalau ternyata musiknya sudah mulai dikenal orang banyak?
Saat saya masuk di majalah Rolling Stone, terus saya tiba-tiba ada di nomor satu urutan album terbaik Indonesia, itu saya merinding. Saya langsung, ‘Gila ini beneran kan?’ Saya kan langganan Rolling Stone sejak Rolling Stone ada di Indonesia dan sekarang melihat diri saya ada disitu.
Dream come true?
Yap. Exactly!
Setelah Tulus sudah terkenal merasakan ada perubahan?
Ya, aneh aja rasanya, jalan-jalan ke mall, ada yang ngajak foto gitu. Karena saya bikin album dulu saya nggak pernah ada (tujuan untuk) dikenal orang dan mempunyai dukungan sosial yang meluas itu tidak pernah jadi target saya sebelumnya. Bener deh, saya pure hanya ingin bermusik dan saat itu tiba-tiba ada yang menghampiri saya, diajak foto, minta tanda tangan dan lain lain saya kaget gitu. Sekarang saya masih ngerasa kaget.
Sedikit risih mungkin?
Oh nggak nggak. Kalau risih enggak kalo kaget iya.
Ada pengalaman unik ketika tampil?
Saya ada, tapi lupa namanya. Pokoknya ada salah satu pendengar musik saya yang kalo saya manggung itu dia hampir selalu dateng. Mungkin sekitar enam puluh persen dari seratus persen dia selalu dateng acara saya. Terus dia dari saya nyanyi mulai dari lagu yang “Teman Pesta”, sampai yang “Teman Hidup” semuanya nangis.
Menurut yang saya baca, kabarnya dulu guru Anda, suka menangis ketika mendengarkan Anda bernyanyi?
Jadi waktu SD saya nggak pernah tahu kalo saya tuh bisa nyanyi. Waktu itu saya nyanyi di depan guru SD saya, namanya Bu Nur. Setelah saya selesai nyanyi, beliau nangis dan beliau nyamperin saya, dia bilang, "Nak, kamu bisa nyanyi, suara kamu bagus, kamu bisa jadi penyanyi."
Dan karena guru saya yang bilang, saya jadi percaya. Saat dia bilang, "suara kamu bagus, kamu bisa nyanyi, kamu bisa jadi penyanyi," mungkin buat beliau perkataan saat itu hanya sebagai ekspresi rasa kagum atau ekspresi penghargaan untuk siswanya, tapi buat saya itu dalem banget artinya.
Saya masih bisa menggambarkan dengan detail kejadiannya seperti apa, suasananya seperti apa, cuacanya seperti apa. Saya juga masih kontak sama beliau sampe sekarang. Sekarang dia sedang dalam masa pemulihan setelah pengobatan jantung.
Berencana menulis lagu soal itu?
Nggak, karena menurut saya itu biar jadi pengalaman pribadi. Ya, biar tetep apa ya, biar saya aja yang inget gitu. Saya bahkan kalo ketemu beliau pun, sekarang nggak pernah membahas itu. Yang beliau tahu saya udah lulus dari arsitektur dan berkarir di arsitektur, dia sampai sekarang nggak pernah tahu kalo saya sampe segini seriusnya di musik.
Anda ada rencana bikin konser tunggal lagi?
Insya Allah saya pengen bikin konser tunggal lagi di Bandung, dalam waktu dekat. Mungkin bulan Maret dan mungkin di konser itu saya akan memperkenalkan lagu baru.
Jadi ada rencana rilis album baru?
Insya Allah, paling lambat akhir tahun ini. Mungkin tidak mengeksplorasi di genre yang sama, tapi lebih ke proses rekamannya sama, proses kreatifnya sama seperti album yang pertama. Lainnya masih rahasia.
Apa target tertentu untuk ke depannya?
Saya pengen nyanyi di luar negeri. Saya pengen bernyanyi di festival internasional. Saya ingin bernyanyi bagus dan saat orang tanya darimana, orang akan menjawab dia dari Indonesia. Ya, saya pengen melakukan sesuatu buat musik Indonesia.
Sumber : http://www.akachopa.com/