Rabu, 19 Februari 2014

Contoh Merangkum Buku Pengetahuan Populer

| |

Judul buku      : Pestisida Nabati Ramuan & Aplikasi
Penulis             : Ir. Agus Kardinan, M.Sc.
Tebal buku      : 80 halaman
Penggunaan pestiida nabati. Pestisida yang bahan bakunya berasal dari tumbuhan. Di lingkungan pertanian menjadi alternatif lain dalam pengendalian hama penyakit. Kelebihan jenis pestisida ini dibandingkan pestisida sintesis adalah tidak mencemari lingkungan,relatif aman bagimanusia dan ternak peliharaan, bahan bakunya mudah didapatkan, dan mudah dibuat. Hanya perlu diingat bahwa suatu ramuan pestisida nabati berlaku khusus lokasi sehingga kemanjurannya tergantung dari percobaan atau pengalaman setempat. Untuk mengetahui jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati, jenis hama atau penyakit yang dapat dikendalikan, serta bagaimana cara meramu dan aplikasinya, Anda dapat mengikuti petunjuk Ir. Agus Kardinan, M.Sc. , seorang peneliti dari Balittro yang berpengalaman  mengenai pestisida nabati lewat buku ini.





Pestisida Nabati Ramuan & Aplikasi
            Dengan digunakannya pestisida maka kehilangan hasil yang diakibatkan organisme pengganggu tanaman (OPT) dapat ditekan. Tapi, akan menimbulkan dampak negatif. Namun tanpa adanya pestisida akan sulit menekan kehilangan hasil akibat OPT.
            Tantangan terbesar yang dihadapi dunia adalah masalah produksi bahan pangan yang cukup untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk yang cepat. Menurut biro statistic Amerika Serikat, penduduk dunia akan melampaui 5,5-6,0 biliun menjelang tahun 2000 dan 10-14 biliun menjelang tahun 2045. Oleh sebab itu, salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah menggunakan pestisida.
            Pestisida aiartikan sebagai suatu zat yang dapat bersifat racun, menghambat pertumbuhan/perkembangan, tingkah laku, dan aktivitas lainnya yang mempengaruhi OPT. kehilangan hasil keseluruhan yang diakibatkan OPT dapat mencapai 40-55%. OPT juga dapat mengakibatkan gagal panen.
            Dilema yang dihadapi dala menangani masalah produksi pertanian adalah apabila kegiatan pertanian dilaksanakan tanpa penggunaan pestisida maka sulit diperoleh produksi pertanian yang kurang memadai. Penggunaan pestisida yang kurang bijaksana sering merugikan lingkungan. Contohnya: Kasus keracunan, polusi lingkungan, perkembangan serangga menjadi resisten,resurgen ataupun toleran terhadap pestisida, dll.
            Pada awal tahun 80-an pestisida dianggap sebagai suatu jaminan akan keberhasilan bertani. Lalu, pemerintah memberikan subsidi hingga 80% terhadap pestisida, sehingga harga pestisida menjadi murah. Namun pada puncak kejayaan pestisida tahun 1984-1985, hasil penelitian menunjukkan banyak dampak negatif dari penggunaan pestisida. Diantaranya kasus keracunan pada manusia, ternak peliharaan, polusi lingkungan dan hama menjadi resisten.
            Pada tahun 1986 pemerintah melarang penggunaan 57 formulasi pestisida pada padi. Tahun 1996 pemerintah melarang ke-57 formulasi tersebut untuk digunakan pada seluruh tanaman dan tidak menerima pendaftaran ulang bagi pestisida yang sudah berakhir masa berlakunya. Lalu diikuti dengan dicabutnya subsidi pemerintah membuat harga pestisida melambung. Tahun 1997 direncanakan pelarangan sejumlah formulasi pestisida lainnya. Merancang aturan mengenai ambang residu. Akibatnya, banyak ditemukan pestisida palsu atau petani membuat sendiri dari campuran air, minyak tanah atau solar dan sabun. Ada juga petani yang membuat pestisida nabati.
            Pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan terbatas. Bersifat mudah terurai (biodegradable) dan “pukul dan lari” (hit and run) yaitu  apabila diaplikasikan akan membbunuh hama pada waktu itu dan setelah hamanya terbunuh maka residunya akan cepat hilang.
            Ramuan pestisida bersifat site specific (khusus lokasi). Pestisida nabati dapat dibuat secara sederhana maupun secara laboratorium.
·         Cara sederhana (jangka pendek) :
a)      Dapat dilakukan oleh petani.
b)      Penggunaan ekstrak dilakukan sesegera mungkin setelah pembuatan ekstrak dilakukan.
c)      Berorientasi kepada penerapan usaha tani berinput rendah.
·         Cara laboratorium (jangka panjang) :
a)      Dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah terlatih.
b)      Hasil kemasannya memungkinkan untuk disimpan relatif lama.
c)      Berorientasi pada industri.

Beberapa teknik untuk menhasilkan bahan pestisida nabati :
1)      Penggerusan,penumbukan, pembakaran, atau pengepresan untuk menghasilkan produk berupa tepung, abu, atau pasta.
2)      Rendaman untuk produk ekstrak.
3)      Ekstraksi dengan menggunakan bahan kimia pelarut disertai perlakuan khusus oleh tenaga yang terampil dan dengan peralatan yang khusus.
Di Indonesia, semua pestisida, baik sintesis maupun nabati, apabila hendak digunakan atau diperjualbelikan wajib terdaftar atau memperoleh izin menteri pertanian dengan prosedur yang telah di tentukan.
Pendaftaran pestisida nabati lebih sederhana karena berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut :
a)      Pada umumnya pestisida nabati kurang berbahaya bagi manusia ataupun lingkungan.
b)      Penelitian tentang pestisida nabati relatif terbatas.
c)      Pada umumnya, pestisida nabati dapat dibuat atau diformulasi dengan teknologi yang relatif sederhana.
Penggunaan dan pengembangan pestisida nabati di Indonesia mengalami kendala berikut :
a)      Pestisida sintetis tetap lebih disukai.
b)      Kurangnya rekomendasi atau dorongan dari pengambil kebijakan (lack of official recommendation).
c)      Tidak tersedianya bahan secara berkesinambungandalam jumlah yang memadai saat diperlukan.
d)     Frekuensi penggunaan jenis pestisida nabati tinggi karena sifatnya yang mudah terurai di alam sehingga memerlukan pengaplikasian yang lebih sering.
e)      Sulitnya registrasi pestisida nabati mengingat pada umumnya jenis pestisida ini memiliki bahan aktif yang kompleks (multiple active ingredient) dan pada beberapa kasus tidak semua bahan aktif dapat dideteksi.

Keuntungan yang diperoleh dari pestisida nabati :
a)      Dapat menghemat devisa yang dikeluarkan untuk kebutuhan pestisida nabati.
b)      Meningkatkan perkembangan argoindustri, dll.
Tumbuhan yang sering digunakan untuk mengendalikan hama serangga :
1)      Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium Trev.)
2)      Aglaia (Aglaia odorata L.) atau  pacar cina
3)      Babadotan (Ageratum conyzoides L.)
4)      Bengkuang (Pachyrrhyzus erosus Urban)
5)      Bitung (Barringtonia acutangula BL.)
6)      Jeringau (Acorus calamus L.)
7)      Saga (Arus precatorius L.)
8)      Serai (Andropogon nardus L.)
9)      Sirsak (Annona muricata L.)
10)  Srikaya (Annona squamosa L.)
Tumbuhan yang digunakan sebagai atraktan nabati, terutama untuk lalat buah:
1)      Daun wangi (Melaleuca bracteata L.)
2)      Selasih
Tumbuhan yang sering digunakan sebagai rodentisida nabati :
1)      Gadung KB (Dioscorea composita L.)
2)      Gadung racun (Dioscorea hispida Denst)
Tumbuhan yang sering digunakan untuk moluskisida nabati :
1)      Tefrosia (Tephrosia vogelii Hook)
2)      Tuba (Derris eliptica (Roxb.) Benth.)
3)      Sembung (Blumea balsamifera L.)


Jenis tumbuhan yang berperan sebagai pestisida serbaguna :
1)      Jambu mete ( Anacardium occidentale L.)
2)      Lada (Piper nigrum L.)
3)      Mimba (Azaadirachta indica A. Juss)
4)      Mindi (Melia azedarach L.)
5)      Tembakau (Nicotiana tabacum L.)
6)      Cengkih (Syzygium aromaticum L.)
Macam-macam ramuan untuk mengendalikan hama serangga :
Ramuan untuk mengendalikan hama secara umum, wereng cokelat, thrips pada cabai, belalang dan ulat, dll
Macam-macam ramuan untuk mengendalikan penyakit :
            Ramuan untuk mengendalikan penyakit karena jamur, bakteri dan nematode dan penyebab penyakit busuk batang pada tanaman panili

-Annida Khoirun Nisa-

0 komentar:

top

Posting Komentar

Popular Posts

Pages

Translate

Total Tayangan Halaman

About Me

Foto Saya
Annida Khoirun Nisa
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

 
 

MUSIC FOR US | Designed by: Compartidísimo
Images by: Scrappingmar©