Rabu, 19 Februari 2014

Naskah Drama "Misteri Vila Desa"

| |

Karya :
 Annida Khoirun Nisa P.
Annisa Permata
Imro’atul Khasanah
 Muhammad Hanif B.
 Nabilah Rohadatul A.
 Zahra Aisyah                           


MISTERI VILA DESA

            Liburan sekolah telah tiba. Moment inilah yang ditunggu-tunggu para siswa. Di sebuah tempat duduk, di depan rumah Dini mereka yang bernama Ais, Dini, dan Sasa sedang sibuk melahap bakso, serta berdiskusi apa yang harus mereka lakukan untuk mencegah penyakit bosan yang siap menyerang pada liburan ini.
Sasa                 : “Enaknya liburan kayak gini ngapain ya?!!” (makan bakso)
Dini                 : “Gimana kalo ke rumah pamanku aja. Di desa seru lho!” (sambil menyeruput         jus)
Ais                   : “Setuju-setuju. Udah lama nih gak liburan ke desa, pasti seru!!”
Dini                 : “Gimana kalo besok sore kita berangkat?”
Sasa+Ais         : “Setuju!” (dengan suara yang bersemangat)
Setelah selesai merencanakan kegiatan tersebut, mereka langsung pulang ke rumah masing-masing dan bersiap uantuk berlibur besok.
Dini                 : “Eh…kalian dimana sih. Udah lama nih nungguin?” (yang sedang nelepon sambil kesal, karena kedua temannya belum datang)
Sasa                 : “Iya, sabar dong. Nih kita udah di luar pagar nih. Cepet keluar!”
Dini berjalan keluar sambil membawa barang-barang.
Dini                 : “Ayo kita berangkat, naik bis aja ya.”
Sasa                 : “Oke.”
Setibanya di rumah paman…
Dini                 : “Assalamu’alaikum paman…”
Paman Hanif   : “Wa’alaikum salam.”
Sasa, Dini, dan Ais bersalaman dengan paman. Setelah memasukkan barang ke rumah, mereka pun meminta izin untuk berjalan-jalan melihat desa.
Dini                 : “Paman, aku sama temen-temen mau pergi berkeliling desa ya?”
Paman Hanif   : “Ya, tapi nanti kalian jangan masuk ke vila kosong di dalam hutan ya? Disana angker lho!”
Dini                 : “Iya paman.”
Mereka bertiga berjalan keluar.
Sasa                 : “Eh apa benar disini ada vila angker? Aku jadi penasaran nih!”
Ais                   : “Iya iya aku jug. Gimana kalau kita kesana aja?”
Dini                 : “Eits, enggak-enggak nanti kalo ada apa-apa gimana!” (dengan gelisah)
Sasa                 : “Aduh Dini, kamu penakut banget sih!”
Ais                   : “Iya nih. Ayolah, mau ya…?” (dengan suara memohon)
Dini                 : “Oke…oke..aku ikut deh, tapi sebentar aja ya.”
Sasa                 : “Beres, tenang aja…”
Setelah petang mereka berangkat menuju vila angker tanpa pengetahuan pamannya.
Dini                 : “Ayo cepaat.. sebelum ketahuan nih?” (dengan suara pelan dan berjinjit-jijit keluar rumah)
Didepan vila…
Ais                   : “Itukah rumahnya?” (memelototi dan menunjuk vila tua di depan)
Sasa                 : “Kayaknya iya deh..sama seramnya sama ceritanya paman.” (mengerutkan dahi)
Dini                 : “Benar!! Itu dia vilanya!”
Didalam vila…
Ais                   : “Iihh… udaranya pengap!” (sambil menutup hidung)
Sasa                 : “Iya nih banyak patung dan gucinya ya!” (menatap seisi ruangan)
Dini                 : “Hei ada yang datang! Ayo kita sembunyi!” (menarik kedua lengan Ais)
Sasa                 : “Sepertinya ada sesuatu deh teman-teman” (sambil menoleh kanan dan kiri)
                        “Dimana kalian..”
Ais                   : “Sasa aku disini”
Sasa                 : “Mana Dini?”
Ais                   : “Itu dia menuju sebuah lorong”
Sasa                 : “Ayo ikuti dia!!!”
Disebuah lorong…
Dini                 : “Vila apa ini? Banyak gucinya!” (ada suatu bayangan lewat)
“Iihh.. kayak ada sesuatu deh…Aku takut kalau bertemu hantu..” (merinding ketakutan)
Seseorang itu..!
Nana                : “Dia mengetahui langkah ku! Bagaimana ini?”
Zahra               : “Kita tangkap saja dia!”
Nana                : “Aku tangkap dia dari arah sana, kamu dari situ!”
Zahra               : “Baik.”
Karena ketiga kawanan itu merasa penasaran , mereka berpencar untuk mencari bayangan yang dilihat Dini.
Sasa                 : “Oke, sekarang kita berpencar. Aku kesana dan…”
Dini                 : “Tunggu, haruskah kita berpencar?”
Sasa+Ais         : “Harus.”
Akhirnya mereka berpencar…
Nana                : “Ayo sekarang kita tangkap dia, mumpung dia sendirian”
Zahra               : “Oke”
Si penjahat lari dan menyergap Dini…
Dini                 : “Aaaaa….siapa kalian, tolong aku…” (dengan suara yang bergetar dan ketakutan)
Disebuah ruang bawah tanah…
Zahra               : “Kita ikat dia disini.”
Nana                : “Sekarang kita tangkap yang lainnya.”
Dini                 : “Si…siapa kalian? (dengan suara lirih)
Zahra+Nana    : “Ha…ha…ha…” (tertawa sinis)
Zahra               : “Kami adalah perampok kelas kakap di desa ini! Hahaha…” (bicara sinis)
Nana                : “Orang-orang di desa ini gak ada yang bisa menangkap kita! Vila disini adalah markas kita!” (lanjutnya)
Dini                 : “Apa…kaliankah yang membuat ketakutan orang-orang di desa ini?!!” (marahnya meletup-letup)
Nana                : “Ya, tepat sekali…”
Zahra               : “Memang apa yang bisa kamu lakukan, haa…??!!”
Dini                 : “Lepaskan aku…” (dengan ketusnya dan memohon)
Nana                : “Kami tidak akan membunuhmu, tapi…”
Zahra               : “Kami tidak akan melepaskanmu!”
                        “Ayo kita tangkap yang lain.” (dengan berjalan keluar dari ruangan itu)
Dini                 : “Kalian orang jahat!!!” (meneteskan air mata)
Nana+Zahra    : “Emang!!! Wahaha…” (tertawa sinis)
Di rumah paman…
Paman Hanif   : “aduuh.. anak-anak kok gak ada di rumah sih? Kemana mereka?” (bicara dengan cemas)
Paman akhirnya memutuskan pergi ke hutan untuk mencari keponakan dan kawannya.
Di vila…
Ais+Sasa         : (gubrak!) “Aaa….aaa..” (bertabrakan dari belakang)
Sasa                 : “Tunggu…tunggu” (dengan mata berkedip-kedip berkali-kali)
                        “Ais….(berteriak)
Ais                   : “Sasa,.. sstt jangan keras-keras.” (dengan suara berbisik-bisik)
Sasa                 : “Dimana Dini ya?”
Ais                   : “Aku tidak tahu.”
            Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki. Sasa dan Ais pun segera bersembunyi. Namun ternyata itu adalah langkah kaki Paman Hanif. Ais dan Sasa pun bercerita apa yang terjadi.
Paman Hanif   : “Kalau begitu, ayo kita cari dia!”
Di lorong bawah tanah.
Sasa                 : “Sepertinya aku mendengar suara Dini.”
Paman Hanif   : “Ayo kita masuk”
            Lalu mereka bertemu Dini dan membebaskannya, saat sang penjahat sibuk dengan barang curiannya. Akhirnya mereka bertemu si penjahat lalu menangkapnya.
Zahra               : “Apa yang kalian lakukan.”
Paman Hanif   : “Kami akan menyerahkanmu ke polisi!”
Nana                : “TIDAAK!!!!” (berteriak memohon)
            Mereka membawanya ke kantor polisi. Dan akhirnya vila tersebut di publikasikan kepada masyarakat desa bahwa vila itu tidak berhantu. Akhirnya ketiga sahabat yaitu Ais, Sasa, dan Dini pulang kembali setelah puas berlibur dan memecahkan sebuah misteri vila desa.


~TAMAT~

Oleh : Annida Khoirun Nisa 

0 komentar:

top

Posting Komentar

Popular Posts

Pages

Translate

Total Tayangan Halaman

About Me

Foto Saya
Annida Khoirun Nisa
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

 
 

MUSIC FOR US | Designed by: Compartidísimo
Images by: Scrappingmar©